Background

Budaya Indonesia : Tarian Caci NTT




tari caci
merupakan simbol pertobatan manusia dalam hidup. Nama caci berasal dari dua kata, yakni ’ca’ yang berarti satu, dan ’ci’ yang berarti uji. Makna lengkapnya, ujian satu lawan satu untuk membuktikan siapa yang benar dan siapa yang salah.

Tarian Caci awal mulanya dimainkan oleh para pejuang perang untuk merayakan dan mengenang perang.

Tari Caci adalah Tarian khas adat NTT, taradisi Manggarai. Caci merupakan pertarungan antara dua orang pria, satu lawan satu, secara bergantian, yang mengandung makna kepahlawanan dan keperkasaan. Namun, keperkasaan tidak harus dilakoni lewat kekerasan namun juga lewat kelembutan.


tarian caci yang bebas diartikan menguji (ketangkasan) satu lawan satu.
Biasanya dipentaskan dalam acara khusus, seperti upacara penti atau hang woja (syukuran hasil panen), penyambutan tamu kehormatan atau upacara-upacara adat lainnya, seperti paca wina (belis). Juga untuk memeriahkan pentahbisan imam dan sebagainya
Dan pertarungan caci biasanya dilakukan antar desa/kampung.
Bagi orang Manggarai, pementasan caci merupakan pesta besar dimana desa penyelenggara memotong kerbau beberapa ekor untuk makanan para peserta atau siapa pun yang me- nyaksikan caci, secara gratis.


persyaratan yang wajib dimiliki pemain caci, di antaranya mahir memukul lawan, terampil menangkis serangan, luwes menari, merdu menyanyikan lagu daerah, dan berpenampilan atletis.
Permainan caci ini juga dijadikan pelajaran berharga bagi anggota suku Manggarai dalam mengendalikan emosi. Walau, meski saling mencambuk , tata krama dan sopan santun dalam gerakan di arena tetap dilakukan. Para pemain tetap memberi hormat pada lawan setiap beradu.



Pertunjukan caci dibuka dengan tarian Danding atau biasa disebut Tandak Manggarai. Tarian yang diliukkan penari perempuan dan laki-laki itu memang khusus diadakan untuk meramaikan pertarungan caci. Gerakan penari Danding lebih seperti tari Vera atau tari Sanda Lima. Biasanya penari mendendangkan lagu dengan larik memompa semangat para pemain caci dalam pertandingan. Sebelum beradu, setiap pemain caci akan melakukan gerakan pemanasan otot.


Para pemain ini harus mempersiapkan fisik untuk bertarung dalam jangka waktu lama. Karena Caci bisa berlangsung beberapa hari dari fajar menyingsing sampai sang surya kembali ke peraduan. Saat para pemain Caci sedang beristirahat, para penonton dihibur dengan Tarian Sanda. Kadang kala permainan Caci dan Sanda digelar bergantian hari. Namun semuanya merupakan kesatuan acara ucapan syukur yang biasa disebut Penti.
Para pemain Caci harus bertelanjang kaki dan bagian dada. Mereka harus berani menerima sabetan dari cemeti lawan yang menggunakan rotan dan kulit kerbau pada pucuknya. Untuk menangkis serangan lawan digunakan tameng yang berasal dari anyaman bambu dan berangka rotan juga. Bila berhasil mengenai badan lawan maka pemain akan menyerukan jati dirinya di hadapan para penonton.



Categories: Share